Pages

Minggu, 30 Mei 2010

Karakteristik Gunung Lawu


Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 M.dpl ( dari permukaan Laut ) terletak di perbatasan Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah secara umum tidak jauh berbeda karakternya alamnya dengan gunung – gunung lain di Indonesia, hanya dalam beberapa hal gunung Lawu ada sesuatu yang khas yang tidak dimiliki oleh gunung – gunung lain di Indonesia.Beberapa keunikan yang ada di gunung Lawu merupakan suatu khasanah yang selayaknya juga diketahui oleh para pendaki khususnya para pemula agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Gunung Lawu bagi masyarakat Jawa memiliki arti yang sangat spiritual hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat Jawa yang meyakini bahwa Gunung Lawu adalah tempat muksanya Prabu Brawijaya V Raja Majapahit terakhir. Di samping itu Lawu dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai salah satu paku Tanah Jawa selain Gunung Merapi dan Laut Selatan tentunya.

Pendakian ke gunung Lawu yang paling ramai dilaksanakan pada malam tanggal 1 Muharram atau pada malam 1 Suro dan pada malam tahun baru. Pada malam 1 Muharram jumlah para pendaki yang menunju puncak Lawu atau tempat – tempat yang dikeramatkan di gunung Lawu ,bisa mencapai sekitar 10 ribu orang lebih. Tua, muda, mahasiswa, pelajar, dosen, karyawan, Pramuka, Pecina Alam, pengusaha, petani, pengamen, bahkan para pengangguran beramai – ramai mendaki Lawu dengan berbagai maksud dan tujuan tertentu.

B. KARAKTER GUNUNG LAWU SECARA UMUM

1. KETINGGIAN DAN SUHU UDARA

a. Ketinggian Gunung Lawu adalah 3.265 meter dari permukaan laut

b. Suhu udara di puncak pada sian hari rata-rata suhu berkisar antara 10 derajat celsius – 14 derajat celsius. Pada malam hari rata- rata 4 derajat celsius – 0 derajat celsius

2. LOKASI

Terletak di wilayah kab. Magetan, Jawa Timur dan sebagian di Kab. Karang Anyar , Jawa Tengah. Gunung Lawu termasuk dalam wilayah KPH Lawu Ds Perum INHUTANI UNIT II Jawa Timur, dan sebagian dalam wilayah KPH Surakarta Perum INHUTANI UNIT I Jawa Tengah.

a. Wilayah Jawa Timur bagian barat dibatasi :

sungai Gandong yang berasal dari Kawah Condrodimuko membelah ke utara sampai gunung Nitis. Atau garis triangulasi dari puncak tertingi Hargodumilah sampai ke desa Cemoro Sewu.

b. Sebelah Timur :

Dusun Karang Gupito, Desa KarangRejo, Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi.

c. Sebelah Utara :

Dusun Wukir Bayi atau Girimulyo, desa Kletekan, kecamatan Jogorogo, Kabupaten Magetan.

d. Sebelah Selatan

Dusun Cemoro Sewu, Dusun Singolangu, Desa Ngancar, Kec. Plaosan kabupaten Magetan.

B. FLORA DAN FAUNA

1. FLORA ( TUMBUHAN )

Di kaki gunung yang sebagian besar merupakan hutan lindung berbagai jenis tanaman rimba banyak dijumpai disini seperti : Cemara, Puspa, Kipres, Tristania, sedang di bawah pohon – pohon ini terdapat empon-empon seperti Kunyit, laos, jahe dan bunga-bunga kuning, merah berbaur dengan rumputan.

Di perut gunung pepohonan jenis acasia decurent, Mlandingan gunung dan sebagian Tristania makin banyak dijumpai. Diwilayah ini pohonan amat lebat, sinar matahari tidak sepenuhnya mencapai tanah sehingga membuat wilayah ini redup dan dingin.

Di wilayah dada tumbuhan yang mendominasi kebanyakan Pasang Tritis, bentuknya seperti bonzai. Tingginya tak lebih dari 4 meter tajuknya lebat dengan daun kecil bulat agak jarang berwarna hijau dan di ujung daunnya agak kemerah-merahan. Batang pohon ini berwarna hitam keras dan kuat, tumbuh merata di sela-sela batu cadas.di bagian bawah banyak jenis bunga-bunga berwarna-warni seperti edelweis juga tumbuh di bawah tegakan

Di wilayah sekitar puncak jenis acasia decurent tumbuh rapat menutup permukaan tanah. Di sebelah barat tidak tampak tumbuhannya karena tebing gunung menjulang tegar. Baru setelah sampai puncak gunung Lawu, acasia decurent dan manisrejo menghampar luas menutup permukaan puncak gunung. Di sini nyaris tidak ada pohon besar sehingga sinar matahari langsung menerpa kulit kita. Sementara udara dingin yang amat menggigit memungkinkan terjadinya kontradiksi antara panas badan dan dinginnya udara ini membuat kulit para pendaki menjadi pecah – pecah.

2. F A U N A ( BINATANG )

Ada satu dua jenis harimau masih sering dijumpai masyarakat terutama di daerah dusun Mojosemi atau Singolangu. Begitu juga babi hutan dan Kijang masih dapat atau banyak dijumpai di sekitar desa Sarangan, desa Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Burung Jalak Gading atau yang lebih dikenal dengan “jalak Lawu” hampir sepanjang jalan di jalur pendakian, lebih-lebih bagi para pendaki yang mendapat “ berkah dari Sunan Lawu” para pendaki ini selalu diikuti burung jalak gadin yang dianggap “ keramat” sebagai menunjuk jalan untuk menuju Puncak. Burung ini tidak besar hanya sebesar jalak Ungu dan jalak Bali. Bulunya berwarna coklat, bagian dada berwarna kuning emas, paruh dan kakinya kuning, nampak begitu jinak namun begitu didekati dia langsung tebang. Ular hampir tidak pernah dijumpai penduduk namun jika kera masih sering dilihat.

3. TOPOGRAFI

Bila para pendaki memulai pendakian lewat dusun Cemoro Sewu gambaran route pendakian yang akan dilewati adalah sebagai berikut :

Antara posko Cemoro Sewu ( Start pendakian) s/d Pos 1 kemiringan berkisar 30 s/d 40 derajat dan sedikitdemi sedikit menanjak, banyak kelokan, jalan setapak berupa makadam. Jalanan makadam ini sekitar 500 meter. Kemudian antara pos 1 dan pos 2 kurang lebih ketinggian 2.000 meter Dpl. Medan semakin terjal, kemiringan bertambah sekitar 40 s/d 50 derajat. Jalan berbatu, semakin ke atas sejauh 1.500 meter ( antara pos 2 s/d pos 5 ) kemiringan mencapai 50 s/d 80 daerah ini benar- benar curam dan terjal. kemudian antara leher sampai puncak Hargo Dumilah sejauh 1.000 meter ( antara pos 5 s/d Puncak ) medan yang curam sudah tidak nampak, landai sedikit, naik turun, melingkar mengelilingi puncak. Pada puncak gunung Lawu terdapat beberapa bukit kecil, seperti Hargo Dumilah, bukit Cokro Suryo, jurang dan lembah bekas muntahan gunung yang membeku ratusan ribu tahun yang lalu.

Sebelah timur puncak Hargo Dumilah, hamparan lembah amat luas sampai turun ke lereng bawah. Sebelah barat jurang-jurang kawah Condrodimuko,cokrosrengenge, Pawon Sewu nampak begitu mengerikan dan terkesan mistis.

Belahan selatan, hutan alam berbukit-bukit sampai turun ke lereng bawah, sedang belahan utara banyak lembah – lembah, bukit pasar Dieng dan Selo Pundutan nampak jelas.

Sekilas jarak tempuh dari dusun Cemoro Sewu sampai Puncak Hargo Dumilah sekitar 7 Kilometer. Rinciannya sebagai berikut :

-Posko pemberangkatan – Pos 1 : 1.990 Km

-Pos 1 - Pos 2 : 2.250 Km

-Pos 2 - Pos 3 : 0,700 Km

-Pos 3 - Pos 4 : 1,750 Km

-Pos 4 - Pos 5 - Puncak : 0,300 Km

4. TEMPAT – TEMAT YANG DI KERAMATKAN

A. HARGO DALEM

Bentuknya seperti makam biasa, tidak terkesan peninggalan kno, dihiasi ukiran kayu sebagai dinding belakang. Sebelah kanan kiri ukiran bunga, bagian tengah ukiran gunungan wayang. Atap dari bahan sirap, membujur ke arah utara dan selatan. Di tengah-tengahnya terdapat makuto atau mahkota raja. Menurut cerita rakyat, Hargo Dalem merupakan tempat petilasan muksanya Prabu Brawijaya V raja Majapahit atau yang kikenal dengan sebutan “Sunan Lawu”. Tempat ini dianggap tempat paling keramat dan paling di sakralkan. Di waktu- waktu tertentu banyak orang – orang yang bersemedi dan bertapa di tempat ini. Bahkan banyak bangsawan kraton Surakarta dan Kesultanan Jogyakarta juga datang ketempat ini.

B. HARGO DUMILAH

Merupakan puncak tertinggi gunung Lawu, wilayah ini berupa tanah padas yang ditumbuhi sedikit caliandra, edelweis, manisrejo dan rumput gambut. Disini terdapat tugu prasasti yang sering diabadikan ( difoto) oleh para pendaki sebagai bukti mereka sudah pernah sampai puncak lawu. Dan ditempat ini pula para pendaki dapat melihat “sunrise “ ( matahari terbit ). Saat inilah yang paling banyak ditunggu – tunggu oleh para pendaki.

C. TELOGO KUNING

Tempat ini adalah sebuah lembah yang diapit oleh puncak Hargo Dumilah dan puncak gunung yang lainnya tapi masih dalam gugusan gunung Lawu. Dasar telogo ini adalah rumput gambut yang berwarna kuning teal. Bila musim penghujan terisi oleh air, warnanya menjadi kuning. Tempat ini terletak sebelah selatan Hargo Dumilah turun ke bawah sedikit. Menurut cerita rakyat tempat ini adalah tempat para putri kerajaan Majapahit mandi.

D. SENDANG DRAJAT

Bentuknya menyerupai sumur dengan garis tengah kurang lebih 2 meter dan dalamnya 1,5 meter.airnya tidak pernah habis walau terus diambil. Dan bila bulan Suro, air dikuras oleh para pendaki yang singgah disana. Dipercayai oleh banyak kalangan air sendang Drajat ini memberikan banyak manfaat bagi yang meminumnya. Saat ini sekitar sendang Dajat sudah dibangun Kamar mandi dan WC.

E. SUMUR JOLOTUNDO

Dari luar bentuknya menyerupai lubang besar yang berukuran garis tengah 3 meter dan dalamnya kurang lebih 4 mater. Dalam sumur ini terdapat pintu goa dengan garis tengah 90 cm. konon tempat ini merupakan tempat semedi

Prabu Brawijaya V.

Dan masih banyak lagi tempat tempat keramat lainnya dalam kawasan gugung Lawu yang hampir semuanya bedasarkan cerita rakyat berhubungan dengan keberadaan Prabu Brawijaya V atau Sunan Lawu., seperti : Lumbung Selayur, Pawon Sewu, Sendang Putri, Sendang Lanang, goa Kepatihan, makam Raden Bagus Bancolono, Hargo Tiling, Kandang Umbaran, Kawah Condrodimuko, Sendang Macan, Pasar Dieng, Selo Pundutan, Sendang Panguripan, goa selarong, Pertapan Jodipati, dll.

5. MACAM LARANGAN MENDAKI KE GUNUNG LAWU

1. Memakai kain sutra berwarna hijau pupus

2. Memakai udeng/ ikat kepala bercorak gadung melati

3. Memetik/ membawa / merusak bunga edelweis

4. Merusak tempat-tempat yang dikeramatkan

5. Mencorat-coret di sembarang tempat

6. Mengganggu burung jalak Gading

7. Berbicara kasar, sombong, takabur ( jw; nyepelekne)

8. Membuang sampah sembarang tempat

9. Membawa obor untuk alat penerangan

10. Berpisah dengan kelompok ( khusus pemula )

11. Minum – minuman keras

12. Memotong kompas / cross feet, selama pendakian

Hal-hal tersebut diatas, sangatlah perlu diperhatikan bagi para pendaki khususnya para pemula. Semua itu demi keselamatan dan keamanan bersama.dan perlu diingat pada waktu pendakian prinsip utama seorang petualang sejati yaitu :

1. Jangan membunuh apapun kecuali waktu

2. Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak

3. Jangan mengambil apapun kecuali photo

0 komentar:

Posting Komentar